Bulan Desember,
di tahun 1948 terjadi peristiwa bersejarah di Indonesia. Pada tanggal 19 Des
1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II, diawali dengan pengeboman bandara
Maguwo, Yogyakarta, dan penyerbuan ke kota serta penangkapan tokoh-tokoh
Indonesia, seperti Soekarno – Hatta, yang waktu itu Ibu Kota sedang dipindahkan
ke Yogya.
Agresi Militer tersebut
juga terjadi di daerah-daerah, tidak
terkecuali di Banjarnegara.
Meski dengan
senjata yang tidak seimbang, pergerakan agresi pasukan Belanda di Banjarnegara tidak berjalan mulus.
Pasukan infantri Belanda yang bergerak dari arah barat mendapat perlawanan dan hambatan dari pejuang-pejuang
Indonesia dengan taktik gerilya.
Foto-foto lama yang
terarsip di Nationaal Archief, Belanda ini
memberi gambaran, bagaimana suasana peristiwa waktu itu yang terjadi di sekitar
Kabupaten Banjarnegara.
Mereka (pasukan
infantri Belanda), terhenti di Desa Gumiwang, Kec. Purwanegara, dikarenakan
sebuah jembatan telah dihancurkan oleh para gerilyawan Indonesia.
1. Pergerakan pasukan Belanda terhenti di Desa Gumiwang, Kecamatan Purwanegara, karena jembatan penghubung di lokasi tersebut hancur oleh siasat dari pejuang-pejuang Indonesia. Tanggal: Desember 1948
2. Pembuatan Jembatan darurat
3. Anggota pasukan yang lain menunggu selesainya jembatan darurat. Ada yang sembari membaca koran
4. Ada yang sedang komunikasi dengan unit pasukan yang lain
5. Pada rute yang dilalui berikutnya menuju Kab. Wonosobo, ternyata menemui kembali jembatan yang dirusak oleh para gerilyawan. Perkiraan, lokasinya adalah di jembatan kecil timur Kantor Polsek Sigaluh saat ini.
Perkiraan Lokasi Jembatan
6. Pergerakan dilanjutkan menuju arah Wonosobo. Perkiraan lokasi foto tersebut di jalan nasional saat ini, sekitar Desa Prigi / Randegan, Kec Sigaluh. Tanggal 21 Desember 1948
7. Pasukan Belanda tiba di sebuah perkampungan yang banyak etnis Tionghoa-nya di Kab Wonosobo. Tanggal 22 Desember 1948
Sumber data/foto : www.nationaalarchief.nl
Foto dari sumber : Hitam Putih
Editor warna : @serayumedia
Komentar
Posting Komentar